Alasan Masyarakat Tak Berminat Busway

Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

Alasan Masyarakat Tak Berminat Busway




BukaBerita ~ Meskipun sudah menambah dua koridor baru, yaitu koridor IX (Pinangranti-Pluit) dan X (Cililitan-Tanjungpriok), namun Busway masih belum begitu diminati masyarakat.

Masyarakat masih memilih kendaraan pribadi daripada Busway. Akibatnya, kemacetan di Jakarta terus terjadi, dan tak berkurang. Lantas mengapa warga Jakarta kurang berminat pada Busway?

Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Royke Lumowa, kurangnya angkutan feeder (pengumpan), membuat Busway kurang menarik. Busway menjadi tidak optimal, dan fungsinya sebagai angkutan massal tak maskimal. Akibatnya dia belum bisa mengubah pola bertransportasi masyarakat.

"Armada feeder masih saja minim, tentunya hal ini membuat Busway tidak dapat menyentuh pemukiman penduduk," ujar Royke Lumowa di Jakarta, Sabtu 8 Januari 2010.

Pihaknya mendesak Pemprov DKI mengembangkan feeder bus di jaringan Busway. Khususnya di wilayah-wilayah pemukiman penduduk. "Kalau itu dilakukan tak ayal pengguna Busway akan kian meningkat, dan menjadi primadona," ujar dia.

Selain itu, kata Royke, harus dipastikan ketersediaan armada Busway yang cukup di masing-masing koridor, dan sterilnya jalur Busway. "Sehingga waktu tempuh Busway bisa cepat serta tidak molor," kata dia.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, Udar Pristono mengatakan awal tahun ini, Dishub akan membuka lelang pengadaan feeder Busway di tiga lokasi, yaitu Tanah Abang Jakarta Pusat, kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) - Senopati Jakarta Pusat, dan sentra primer Barat. Tepatnya di Jalan Kembangan atau sekitar kantor wali kota Jakarta Barat.

Feeder Busway melewati jalur Tanah Abang dan SCBD, akan terhubung ke koridor I (Blok M-Kota). Sedangkan feeder di sentra primer barat akan menghubungkan ke koridor III (Kalideres-Harmoni). Ketiga lokasi ini dijadikan proyek percontohan oleh Dishub DKI. "Ketiga lokasi ini seringkali padat penumpang, sehingga membutuhkan bis pengumpan atau feeder," ujarnya.

Udar menuturkan, feeder Tanah Abang, Jakarta Pusat akan melewati jalan Medan Merdeka Barat. Untuk feeder SCBD akan melewati Plaza Senayan, Ratu Plaza, kemudian memutar SCBD. Sedangkan untuk halte di Kembangan, Jakarta Barat akan mengitari Jalan Panjang dan Daan Mogot kemudian kembali ke Kembangan, dekat kantor wali kota Jakarta Barat.

Pengembangan feeder Busway ini akan dilakukan proses lelang. Untuk kuartal pertama, lelang akan dilakukan di awal tahun ini. Jika lelang berjalan lancar, lanjut Udar, feeder ini dapat beroperasi di akhir 2011. Pembelian tiket akan dilakukan terintegrasi dengan Transjakarta sendiri. "Jadi, orang bisa langsung membeli tiket terusan, baik dari halte feeder, maupun dari halte Busway," katanya

Kapolda Metro Jaya Irjen Sutarman juga mengatakan hingga kini Busway masih belum dimintai masyarakat. Soalnya, kata kapolda, Busway belum bisa mengakses ke pemukiman penduduk, sehingga masyarakat lebih memilih memakai kendaraan pribadi.

"Kalau ada Busway di depan kompleks rumah, tentunya saya juga akan gunakan Busway ke kantor. Tapi sekarang akses Busway masih belum bisa menjangkau ke pemukiman penduduk," kata Mantan Kapolda Jawa Barat itu.

Masalah lainnya, kata dia, minimnya feeder kerap menjadikan pengoperasian Busway tidak optimal, sehingga fungsi angkutan massal untuk mengubah pola bertransportasi masyarakat pun tidak maksimal.

Kapolda juga telah melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah pusat, Pemprov DKI, Provinsi Jawa Barat dan Banten untuk membahas sistem integrasi moda transpotasi massal di wilayah perbatasan seperti Tanggerang, Bekasi, dan Depok.

Soalnya, di tiga wilayah itulah pusat warga yang bekerja di Jakarta bermukim. "Tentunya ada sistem transpotasi penghubung, dan terintegrasi di wilayah-wilayah perbatasan Jakarta, seperti feeder Busway dan Kereta Api," ujarnya.

Baca Juga:
Reaksi:

Posting Komentar

0 Komentar

Terkini