BukaBerita.com (Nas) ~ Dua hari setelah pemecatan Muhammad Nazaruddin sebagai Bendahara Umum, Partai Demokrat melakukan konsolidasi besar-besaran. Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono pun langsung turun tangan dengan mengundang seluruh kader Partai Demokrat ke kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Pengamat politik yang juga Direktur Riset Charta Politica, Yunarto Wijaya, menilai ancaman Nazaruddin yang akan membuka 'aib' sejumlah elit Partai Demokrat menjadi alasan konsolidasi partai. SBY terlihat tidak ingin citra partai yang didirikannya hancur.
"Minimal citra partainya terselamatkan. Agar saling bongkar itu tidak terjadi di panggung pertunjukan publik, yang bisa menjatuhkan citra partai," kata Yunarto saat berbincang denganVIVAnews, 25 Mei 2011.
Menurut Yunarto, reaksi dari pemecatan Nazaruddin tidak seperti yang diharapkan. "Berbuah kegagalan ketika Nazaruddin melakukan serangan balik," ujarnya.
Karena itulah SBY 'terpaksa' turun tangan secara langsung. Karena, menurut Yunarto, SBY terlanjur terlibat dalam kasus ini saat mengumumkan laporan yang disampaikan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, yang melaporkan soal adanya pemberian uang dari Nazaruddin kepada Sekretaris Jenderal MK, Janedjri M Gaffar.
"Karena SBY sudah beberapa kali offside, termasuk soal laporan Mahfud MD. Tapi SBY melakukan reaksi yang bagus dengan melakukan konsolidasi," ucap Yunarto.
Namun Yunarto tidak menganggap tindakan yang dilakukan SBY untuk konsolidasi sebagai ketidakpercayaan Dewan Pembina terhadap DPP Partai Demokrat ataupun Ketua Umumnya, Anas Urbaningrum.
"Ada faksi, ada perbedaan pendapat yang memaksa Dewan Pembina turun tangan. Tujuannya membuat agar partai tidak terombang-ambing," ujar Yunarto.
"Faksi-faksi pasti ada, saya tidak percaya ada yang 100 persen. Namun yang terpenting, bagaimana SBY melakukan harmonisasi," lanjut dia.
0 Komentar
- komentar -