BukaBerita (Hukum) ~ Mabes Polri telah mengeluarkan red notice terhadap Muhammad Nazaruddin. Tersangka kasus suap Kemenpora itu kini jadi buruan polisi internasional.
Wajah Nazaruddin terpajang situs www.interpol.int dan disebut terlibat kasus korupsi. Namun baru saja namanya masuk DPO, Nazar ternyata telah menghilang. Ia tidak lagi berada di Singapura tempat awal ia kabur dengan alasan untuk berobat.
Setelah menghilang, Nazar pun mengaku mendapat ancaman akan dibunuh karena mengungkap borok elit PD. Selama buron, Nazar lewat BlackBerry Messenger (BBM) memang terus saja melancarkan serangan kepada sejumlah petinggi PD terkait sejumlah kasus dugaan korupsi.
Pada Minggu (3/7/2011), Nazar mengirim BBM yang isinya semakin memperkuat tudingannya soal keterlibatan elit PD dalam kasus suap.
Seabrek nama disebut Nazar. Mereka yakni Ketua Umum PD Anas Urbaningrum, Menpora Andi Mallarangeng, Ketua Komisi X Mahyudin, anggota Komisi X Fraksi Demokrat Angelina Sondakh dan Wakil Ketua Badan Anggaran DPR dari Fraksi Demokrat Mirwan Amir.
Nazar membeberkan detail pertemuan elit PD itu dan dirinya untuk membahas sejumlah proyek pemerintah yang jadi incaran elit PD. Menurut Nazar, setidaknya ada tiga pertemuan yang dikuti dirinya bersama elit PD.
Pertemuan pertama terjadi pada Januari 2010. Pertemuan ini diikuti Andi, Angie, Mahyudin dan Nazar. Dalam pertemuan itu Andi mengajukan permohonan anggaran Rp 2,3 triliun untuk membantu anggaran sarana prasarana SEA Games dan percepatan fasilitas. Andi lantas memanggil Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam. “Andi memerintahkan dia agar membantu Angelina dan kawan-kawan," terang Nazar lewat BBM kepada BukaBerita.com.
Pertemuan kedua dilakukan pada Februari 2010. Hadir Wafid, Angie, Mirwan dan Anas. Kala itu Anas masih menjadi ketua fraksi di DPR. Hadir pula seorang pengusaha bernama Mahfud yang juga teman Anas dan Nazar.
Pertemuan kedua membicarakan teknis soal proyek Ambalang Rp 1,2 triliun, proyek Rp 75 miliar alat bantu olahraga dan Rp 200 miliar pembangunan Wisma Atlet di Palembang dan Rp 180 miliar pembangunan sarana prasarana atlet di Jawa Barat.
Untuk urusan teknis Angie dianggap orang yang tahu banyak. Sebab Angie yang membawa pengusaha bertemu secara teknis dengan Wafid. Nazar menyebut, yang lain hanya mengenalkan pengusaha itu pada Angie dan selanjutnya Angie dan Mirwan yang mengurus teknisnya.
Lalu pertemuan ketiga dilakukan sekitar minggu ketiga Februari 2010 di restoran Jepang di kawasan Senayan. Dalam pertemuan itu hadir Angie, Mirwan, Nazar, Mahyudin, Andi, Wafid dan ada satu deputi yang baru dilantik Andi. Nazar mengaku lupa nama deputi itu.
Isi pertemuan itu antara lain disepakatinya usulan Menpora untuk menutupi kekurangan anggaran dalam penyediaan sarana prasarana penyelenggaraan SEA Games. Untuk menutupi kekurangan itu, maka dianggarkan dana dari APBN-P 2010 dan APBN 2011.
"Kita sepakati urusan teknis. Nanti yang menjalankan antara Wafid dan Angelina dan Mirwan Amir, yang mana soal anggaran akan diatur oleh Mirwan dari pimpinan Banggar dan soal pengusaha akan diatur oleh Angelina. Begitu ceritanya," papar Nazar.
Tapi di tengah jalan, Nazar mengaku ditinggal oleh semua. "Jadi secara teknis saya tidak mengikuti. Kalau soal Wisma Atlet Palembang sudah dialokasikan Rp 9 miliar. Dan untuk proyek Ambalang sekitar Rp 50 miliar. Ini semua fakta benar," imbuhnya.
Terkait wisma atlet yang nilai proyeknya Rp 200 miliar, kata Nazar, sudah dialokasikan Rp 16 miliar. Selain itu ada dana Rp 9 miliar untuk DPR yang dikirim lewat kurir bernama Paul dan Rp 7 miliar dialokasikan untuk tim kongres pemenangan Anas.
"Untuk proyek Ambalang Rp 1,2 triliun dana yang sudah dialokasikan Rp 100 miliar. Dengan rician ke DPR lebih kurang Rp 30 miliar lewat pengusaha teman Anas namanya Mahfud, Rp 50 miliar untuk pemenangan Anas waktu kongres dan ke Tim Konsultan Anas, Ifang, Rp 20 miliar," beber Nazar
Tapi nama-nama yang disebut Nazar kecipratan uang proyek Kemenpora itu ramai-ramai membantah. Mereka balik menuding Nazar telah melakukan kebohongan.
Angie mengakui menghadiri pertemuan itu. Tapi katanya pertemuan saat itu hanya silaturahim saja. Pertemuan itu merupakan pertemuan antara legislatif dari PD dan Kemenpora.
"Semua yang dikatakan Nazar tidak benar lebih baik bawa ke KPK untuk membuktikan dan mempertanggungjawabkan semua yang dikatakan," ujar Angie.
Anas yang namanya disebut menyatakan tudingan Nazar hanya sampah. Ia pun melaporkan Nazar ke Mabes Polri dengan pasal pencemaran nama baik dan fitnah.
Kubu Anas juga menyatakan tidak percaya dengan BBM Nazar yang tersebar di media massa asli. Bahkan Anas mengancam pidana bagi siapapun yang menyebarluaskan berita dari BBM Nazar.
Aksi bantahan dan laporan ke Polri yang dilakukan sejumlah elit PD merupakan bentuk kepanikan elit PD terhadap kicauan Nazar. Sebab pernyataan Nazar lewat BBM ke media tidak seluruhnya salah.
"Saya yakin tidak seluruhnya pernyataan Nazar itu salah. Nah inilah yang membuat beberapa elit PD gerah takut rahasianya terbongkar," ujar Koordinator Indonesian Crime Analysst Forum (ICAF) Mustofa Nahrawardaya kepada BukaBerita.com.
Pesan yang beredar ke media diyakini Mustofa memang berasal dari handphone Nazar. Sebab sebelum Nazar ke Singapura sampai sekarang Nazar masih menggunakan pin BB tersebut.
Mustofa juga menyayangkan sikap Anas yang terpancing pernyataan Nazar. Kondisi ini disebut Mustofa sebagai sebuah pertanda awal kekacauan di rezim pemerintahan SBY, yang juga duduk sebagai Ketua Dewan Pembina PD.
Sebab serangan Nazar yang dicicil ini pelan-pelan akan merembet pada sebuah skandal besar yang dilakukan elit PD. "Saat ini baru kekacauan awal. Dan keadaan ini akan berujung pada situasi yang akan mengejutkan semua pihak. Dan ini sebuah cikal bakal keruntuhan rezim," kata Mustofa.
Mustofa tidak mau menyebut kekacauan besar yang terjadi di ujung episode Nazar ini. Tapi Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (Maki) Boyamin Saiman menyatakan bila Nazar berkicau di KPK maka keuangan PD yang berasal dari korupsi akan terungkap. "Nazar hanya bertugas menjalankan perintah partai, yakni mencari dana untuk partai. Bila ketahuan dana partai dari korupsi, PD bisa dibubarkan," kata Boyamin.
0 Komentar
- komentar -