Pilpres2014 - Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik, Hamdi Muluk, mengatakan audit investigasi lembaga survei hanya mengambil sampelnya saja. Menurut dia, pengambilan sampel hasil hitung cepat pemilihan presiden itu akan diverifikasi dan dicek dulu datanya.
"Kita random, dihubungi melalui telepon. Kalau prosedurnya jelas, kita anggap lolos," ujar Hamdi ketika dihubungi, Senin, 14 Maret 2014. Bila tidak bisa mempertanggungjawabkan, dia dan tim akan menelusuri di lapangan dan mengambil sampel dua atau tiga orang saja secara acak atau 10 persen dari relawannya.
Kalau tenaga lapangan tidak ada, tutur dia, tim bisa menyimpulkan bahwa lembaga survei itungawur cara pengumpulan datanya. "Kita punya banyak metode," ujar guru besar di Universitas Indonesia itu. Cara lainnya jika ditemukan kejanggalan dari informasi tenaga lapangan, kata Hamdi, tim akan turun melakukan pengecekan silang.
Selain itu, tim juga akan mengecek software yang digunakan lembaga survei dalam penghitungan hasil pemilihan presiden. "Input-output. Kalau datanya keluarnya aneh, jadi manipulasi disoftware," ujarnya.
Dia memastikan lembaga survei yang membuka datanya ke publik tentunya mendapat prasangka baik. "Proses auditnya tidak panjang," ujar Hamdi.
Pada Rabu dan Kamis pekan ini, Persepi akan memanggil enam lembaga survei yang menyajikan hasil berbeda dalam hasil hitung cepat pemilihan presiden. Dua di antaranya adalah Saiful Mujani Research and Consulting-Lembaga Survei Indonesia dan Center for Strategic and International Studies-Cyrus.
"Mereka gabungan, yang dipanggil salah satunya saja," tuturnya. Selain itu, ada Indikator Politik, Populi Center, Jaringan Suara Indonesia, dan Pusat Kebijakan dan Pembangunan Strategis.
Buka Berita Lainnya:
sumber: tempo.co
0 Komentar
- komentar -