BukaBerita.com (Hukum) ~ Mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M Nazaruddin dikonfrontir oleh Metro TV dengan Sekjen Mahkamah Konstitusi (MK) Janedjri M Gaffar. Konfrontasi berjalan seru! Nazaruddin bilang Janejdri pembohong, sedangkan Janedjri bilang Nazaruddin memutarbalikkan fakta.
Konfrontasi ini dilakukan Metro TV, pukul 17.30 WIB, Senin (30/5/2011), setelah sebelumnya sang presenter mewawancarai Nazaruddin via telepon seorang diri. Setelah Nazaruddin yang sedang berada di Singapura itu menyatakan siap berdiskusi dengan Janedjri, secepat kilat sang presenter mengundang Janedjri. Konfrontasi itu sempat terputus, karena hubungan telepon sempat terganggu.
Pada kesempatan itu, Nazaruddin mengancam membeberkan borok-borok yang ada di tubuh MK. Nazaruddin mengaku mempunyai berbagai bukti masalah pengadaan barang dan jasa di MK yang berpotensi sebagai pelanggaran. Dia membeberkan pembangunan gedung diklat MK di beberapa tempat, termasuk di Puncak, yang berpotensi bermasalah dan diduga melibatkan Janedjri.
Nazaruddin menuding adanya penunjukan langsung dalam pembangunan gedung-gedung itu. "Ada penunjukan langsung di situ. Saya akan kumpulkan bukti-buktinya dan saya akan segera laporkan ke polisi," katanya. Dia berjanji setibanya di Indonesia akan melaporkan kasus ini ke KPK.
Tudingan Nazaruddin ditanggapi Janedjri. Jenedjri membantah adanya penunjukan langsung dalam berbagai proyek di MK. Dia juga membantah tudingan Nazaruddin adanya pembangunan gedung diklat di Puncak. "Kami tidak punya diklat di Puncak, adanya di Bekasi. Itu pun telah melalui lelang," kata Janedjri mantap.
Jenedjri menjelaskan, keuangan di MK telah diperiksa oleh BPK dan selama ini bersih dari rekayasa. "Kalau memang ada rekayasa pasti telah ditemukan," ujar Janedjri yang mencoba untuk berbicara tenang.
Topik lain yang dikonfrontasikan adalah pemberian uang 120 ribu Dollar Singapura oleh Nazaruddin kepada Janedjri. Janedjri menjelaskan pemberian uang oleh Nazaruddin dan bagaimana kemudian uang itu dikembalikan. Janedjri menyebut dengan jelas jam, hari, dan tanggal pertemuan dan sebuah tempat di Kemang, Jakarta Selatan.
Janedjri juga menceritakan bahwa sebelum pertemuan itu berlangsung, Nazaruddin terus menerus meneleponnya dan meminta untuk bertemu. Janedjri juga menceritakan bagaimana stafnya kemudian membawa uang itu dan menyerahkan kepada petugas penjaga rumah Nazaruddin. Setelah itu, Janedjri juga berhubungan telepon dengan Nazaruddin dan menanyakan apakah uang sudah diterima. Dan pada saat itu, Nazaruddin mengaku uang sudah diterima dan mempertanyakan mengapa Janedjri menolak uang itu. Janedjri punya saksi terkait hubungan telepon antara Janedjri dengan Nazaruddin itu.
Namun, saat dikonfrontir, Nazaruddin tidak mau kalah. Dia pun mengatakan bahwa yang disampaikan Janedjri itu bohong dan tidak punya fakta. "Anda berbohong. Ingat, Allah maha tahu. Nanti Anda akan diminta pertanggungjawaban di akhirat. Anda bohong besar," kata Nazaruddin.
Nazaruddin mengaku tidak pernah memberikan uang kepada Janedjri. "Untuk apa saya memberi uang kepada Anda. Apa gunanya," kata Nazaruddin mengelak terus.
Tak mau kalah, Nazaruddin juga 'menyerang' Janedjri. Dia pun bertanya kepada Janedjri, berapa kali pernah ke rumahnya. Janedjri mengaku pergi ke rumah Nazaruddin dan menjawab, "tiga kali". Tapi, Janedjri mengaku datang ke rumah atas undangan Nazaruddin. "Jadi, bapak bohong ya kalau di Tempo bapak bilang sempat mencari-cari alamat rumah saya. Anda bohong," tegas Nazaruddin. Janedjri pun tak mau kalah bahwa ada mispersepsi dalam berita yang ditulis Tempo.
Janedjri yang tampak kesal dengan Nazaruddin mengatakan bahwa Nazaruddin telah memutarbalikkan fakta. "Untuk apa saya melaporkan hal lain yang tidak ada buktinya. Lha saya melaporkan kasus yang ada buktinya saja, dia saja memutarbalikkan fakta," ujar dia.
0 Komentar
- komentar -